WahanaNews-Babel | PT PLN (Persero) menunjukkan dukungan terhadap PT Tirta Investama (Danone Indonesia) untuk menjadi industri hijau yang menggunakan energi bersih melalui penyediaan sertifikat energi terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC) milik PLN sebanyak 800 unit, setara 800 Megawatt hour (MWh) listrik energi baru terbarukan (EBT).
Penyerahan REC dilakukan langsung oleh Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo kepada Vice President Operations Danone Indonesia Rizki Raksanugraha dengan disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, serta CEO Danone Indonesia Connie Ang.
Baca Juga:
Komitmen PLN Salurkan Energi Bersih demi Mendorong Kolaborasi Pelestarian Lingkungan
Selain itu, Danone juga membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di salah satu pabrik Aqua di Mambal, Kabupaten Badung, Bali dengan kapasitas 704,16 kWp untuk memenuhi energi terbarukan yang dibutuhkan.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dalam 2,5 tahun belakangan PLN mengembangkan REC dengan sertifikasi skala internasional.
REC sendiri merupakan salah satu inovasi produk hijau PLN yang mempermudah pelanggan mendapatkan pengakuan atas penggunaan EBT yang transparan, akuntable, dan diakui secara internasional, tanpa harus mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur.
Baca Juga:
Salurkan Energi Bersih, Wujudkan Kolaborasi: PLN Bidik Porsi Pembangkit EBT 75% Tahun 2030
Untuk itu, Darmawan menyatakan bahwa PLN mendukung penuh langkah aktif Danone dalam mewujudkan energi bersih di Indonesia, melalui pengembangan PLTS atap dan pembelian REC.
"Kami mengapresiasi langkah-langkah Danone Indonesia menjadi green industry. Kolaborasi PLN dan Danone berhasil membuat suatu industri yang tadinya emisi karbonnya tinggi menjadi lebih rendah," kata Darmawan.
Darmawan menegaskan, PLN sangat siap untuk memasok kebutuhan listrik bagi pelanggan industri.
Selain pasokan listrik yang andal, saat ini PLN juga mempunyai REC yang bisa dimanfaatkan oleh industri demi memenuhi syarat listrik ramah lingkungan.
Seiring dengan kian tingginya kepedulian pelanggan PLN terhadap penggunaan energi ramah lingkungan, jumlah pelanggan yang memanfaatkan REC pun terus meningkat.
Hingga Juli 2022, PLN menyediakan REC untuk listrik setara 620.378 megawatt hour (MWh).
Angka ini naik dari realisasi akhir 2021 yang mencapai 308.201 MWh dengan 186 pelanggan bisnis dan industri.
Darmawan pun mengapresiasi pelanggan PLN yang telah mendukung program transisi energi bersih dengan memanfaatkan REC.
"Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20 untuk menekan emisi karbon dunia," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Danone Indonesia Connie Ang menyampaikan apresiasi atas dukungan PLN.
Dia menilai hal itu sebagai wujud komitmen pemerintah ataupun BUMN untuk mengakselerasi bauran energi.
"Di fasilitas produksi Mambal, Bali, kami juga mengimplementasikan REC. Hal ini mendukung upaya kami untuk berkontribusi dengan menggunakan 100 persen energi dari EBT pada 2040 dan Net Zero Emission kami di 2050," ujar Connie.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan turut mengapresiasi PLN yang mampu menyediakan REC dari pembangkit di dalam negeri.
Luhut menekankan, komitmen semua pihak guna memberikan dukungan terbaik diperlukan dalam upaya menangani masalah lingkungan.
Sebagai negara berdaulat, Indonesia harus kompak dalam melakukan upaya-upaya yang mengarah pada penggunaan energi bersih.
"Dulu kalau mau REC ini adanya di New York. Saya senang Pak Darmo (Direktur Utama PLN) sudah menjual REC dari dalam negeri. Kita 278 juta penduduknya punya kekuatan sendiri yang membuat Indonesia lebih hebat," ujar Luhut.
REC sendiri merupakan instrumen yang merepresentasikan atribut terbarukan dari setiap MWh listrik yang diproduksi oleh pembangkit energi terbarukan.
Satu unit REC merepresentasikan satu MWh.
REC yang disediakan PLN membuktikan bahwa energi yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT yang diverifikasi oleh sistem tracking internasional, yakni APX TIGRs yang berlokasi di California, USA. Dengan demikian, setiap REC dapat dipertanggungjawabkan, berkualitas tinggi, dan memenuhi standar internasional.
Saat ini pembangkit green energy milik PLN yang terdaftar di APX adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang dengan kapasitas 140 MW, PLTP Lahendong 80 MW, dan PLTA Bakaru 130 MW, atau setara 2.500.000 MWh per tahun. Pelanggan yang lokasinya terpisah dari pembangkit green energy tersebut juga dimungkinkan menikmati layanan REC.
Pelanggan dapat melakukan pembelian REC PLN, baik untuk individu maupun korporasi, melalui tautan ini. [dny]