WahanaNews-Babel | PT PLN (Persero) menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 telah berdampak pada proses bisnis perusahaan setrum. Salah satunya seperti anjloknya konsumsi listrik.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa PLN terus berupaya menggenjot konsumsi listrik yang sempat terpukul akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Lonjakan Partisipasi Pelanggan: Program Electrifying Marine PT PLN Tambah 4.799 Pengguna 2023
Mengingat, perusahaan memiliki kontrak jual beli ketenagalistrikan dari penyedia listrik swasta atau IPP dengan Kewajiban Take or Pay (TOP).
"Kebetulan pak Erick Thohir sudah memberi arahan ke PLN untuk efisiensi dan inovasi. Oleh karena itu, kita pertama harus mengurangi cost. Transformasi digital, kita bongkar bisnis proses kita. Kita sederhanakan agar kita bisa lebih cepat. Kita juga meningkatkan demand," kata Darmawan, Senin (15/8/2022).
Adapun dari upaya yang sudah dilakukan oleh PLN tersebut, perusahaan terbukti mampu membukukan pertumbuhan demand listrik.
Baca Juga:
Peningkatan Peserta Program Electrifying Marine: PLN Laporkan Tambahan 4.799 Pelanggan Pada 2023
Terutama yang seharusnya minus 5,7 persen. Selain itu, PLN juga mampu membayar hutang selama 2 tahun ini sebesar Rp 62,5 triliun.
PLN juga mampu melakukan efisiensi, sehingga biaya Opex dari penurunan pokok pinjaman dan bunga di tahun 2021 sudah turun Rp 7 triliun.
"Kemudian lima tahun mendatang setiap tahunnya akan penurunan dari biaya pembayaran hutang ini sekitar Rp 5 triliun per tahun," ujarnya.
Lebih lanjut, Darmawan juga mengungkapkan pihaknya akan mengenjot demand listrik di tahun ini.
Salah satunya dengan mengincar perusahaan yang masih menggunakan listrik sendiri untuk dapat beralih menggunakan listrik dari PLN.
Selain itu, sektor pertanian yang sebelumnya menggunakan energi berbasis impor juga akan diganti menggunakan listrik dari PLN dengan jumlah besar.
Kemudian, electrifying lifestyle dari mulai penggunaan kompor induksi hingga kemudian mobil listrik.
"Untuk itu, pertumbuhan demand di 2022 saja. Yang tadinya sekitar 3-4 persen kita prediksi bisa naik 6,7 persen. Kami juga melakukan efisiensi kami menurunkan biaya cost sehingga kami bisa menstabilkan kondisi keuangan PLN," kata dia. [dny]