WahanaNews-Babel | Sepeda motor masih jadi pilihan sebagian masyarakat untuk digunakan sebagai transportasi mudik.
Pemerintah memprediksi akan ada sekitar 17 juta pemudik yang menggunakan motor tahun ini.
Baca Juga:
Kawal Arus Mudik Hingga Balik Lebaran 2024, PLN Siaga di Zona Utama Transportasi Publik
Kendati sebenarnya mudik dengan sepeda motor tidak diperbolehkan, tetapi tetap saja ada yang terpaksa menggunakannya karena berbagai alasan.
Misalnya karena tidak memiliki kendaraan pribadi lainnya atau terbatasnya akses transportasi umum di kampung halaman.
Padahal, pendiri sekaligus Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menjelaskan bahwa sepeda motor merupakan moda transportasi yang paling berisiko di jalan raya.
Baca Juga:
PLN Siapkan SPKLU di Banyak Lokasi, Pemudik: Pakai Mobil Listrik Jadi Nyaman!
“Bahkan, mengendarai motor dianggap sebagai aktivitas manusia modern yang paling berisiko terhadap kecelakaan dibandingkan dengan aktivitas-aktivitas fisik yang lain,” kata Jusri kepada wartawan.
Lebih lanjut Jusri menambahkan, sepeda motor yang digunakan untuk mudik umumnya berukuran kecil, seperti motor skutik atau motor bebek.
Ia menilai, motor seperti itu lebih cocok untuk penggunaan dalam kota atau perjalanan yang menempuh jarak pendek.
“Secara dimensi juga motor skutik dan motor bebek memang dirancang untuk short trip, seperti ke kantor, mini market, dan sebagainya,” terangnya.
Alasan lainnya mengapa motor tersebut kurang ideal untuk dipakai jarak jauh karena tidak seperti motor sport yang memiliki posisi tangki di depan, sehingga ada objek yang dapat dijepit dengan kaki yang dapat jadi faktor pengaruh kestabilan dan keseimbangan saat berkendara.
“Untuk mendapatkan keseimbangan itu ada tiga komponen yang harus menyatu yakni postur berkendara, kecepatan yang dijaga, dan lintasan atau jalan yang dilalui,” papar Jusri.
Hal lainnya adalah masalah ergonomi berkendara pada sepeda motor berukuran kecil yang kurang proporsional sehingga dapat lebih cepat menguras energi si pengendara.
“Ini lagi-lagi mempengaruhi sisi keselamatan, kalau stamina turun maka kemampuan persepsi kita akan turun karena kita letih. Letihnya dari mana? Ya, dari ergonomi (motor kecil) itu sendiri yang memang tidak dipersiapkan untuk turing atau perjalanan panjang,” imbuh Jusri.
Manfaatkan Program Mudik Gratis
Jusri mengimbau kepada para pemudik yang berniat menggunakan sepeda motornya untuk kembali ke kampung halamannya, hendaknya memanfaatkan program mudik gratis yang ditawarkan berbagai lembaga atau instansi pemerintah.
“Tapi jika memang terpaksa mudik menggunakan motor skutik atau bebek. Bisa memperpendek trip perjalanan dengan memanfaatkan ekspedisi untuk mengantar motor sampai atau di dekat tujuan daerah Anda atau bila terpaksa harus mengendarai motornya bisa juga memperpendek masa istirahat atau rest period-nya demi mengembalikan energi Anda,” tutup Jusri.
Selain itu, pentingnya memperhatikan barang bawaan agar tidak sampai berlebihan karena dapat mempengaruhi kinerja motor dan tubuh pengendara jadi lebih berat, efeknya pengendara jadi lebih cepat capek. [dny]