WahanaNews-Babel | Masyarakat yang sering beraktivitas atau mandi menggunakan air sungai di Bangka Belitung diimbau agar lebih waspada.
Pasalnya, sungai di Bangka Belitung divonis telah tercemar mikroplastik.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Kontaminasi mikroplastik di Bangka Belitung bahkan bertengger di posisi empat tertinggi dibanding 23 provinsi lainnya.
Dikutip dari laman greeneration, mikroplastik adalah potongan plastik yang kurang dari 4,8 milimeter.
Ini bersifat sangat berbahaya karena memiliki bahan kimia seperti PCB yang terakumulasi pada bagian plastik, yang dapat menyebabkan keracunan.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Adapun temuan bahwa kontaminasi mikroplastik di Sungai Bangka Belitung yang menempati posisi nomor 4 tertinggi adalah berdasarkan data dari Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) 2022 yang dirilis Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) atau Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah pada 29 Desember 2022 lalu.
Temuan itu, nilai cemaran mikroplastik di sungai Bangka Belitung adalah 497 partikel/100 liter.
Hasil itu diketahui setelah tim menguji kandungan mikroplastik di 68 sungai strategis nasional yang tersebar di 24 provinsi di Indonesia.
Dalam rilis itu disebutkan, sungai Indonesia banjir mikroplastik dampak dari tidak becusnya tata kelola sampah.
Adapun sumber kontaminasi mikroplastik yaitu plastik berukuran kurang dari 5 mn di sungai Indonesia didominasi oleh Fibre, filamen, fragment, pellet, dan foam.
Respons DLH Babel
Mengenai hal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bangka Belitung, Fery Afriyanto mengaku sedang melakukan pendataan untuk mengetahui penyebab dan titik dari kontaminasi mikroplastik tersebut.
Menurut dia, dari rilis Ecological Observation and Wetland Conservation tersebut dapat diketahui bahwa titik pengujiannya ada di dua lokasi di Bangka Barat yakni Kampung Sukal Desa Belo Laut dan Kolong Air Telabik.
Pengujian dilakukan pada 29-30 Juli 2022.
Dari pengujian itu, kadar mikroplastik 80 partikel di Sikal Desa Belo Laut dan 42 partikel di Air Telabik, dengan jenis mikroplastik yang paling banyak adalah fiber (benang), fragmen (cuilan plastik) dan film (lembaran plastik).
"Data sampling yang baru didapatkan sementara di daerah (Bangka Barat-red) tersebut. Ya (pendataan-red) kami koordinasi dengan BPDAS Baturusa Cerucuk dan kawan-kawan DLH Kabupaten atau kota untuk menginventarisir tempat-tempat yang menjadi sumber atau akumulasi sampah plastik," ujar Fery, seperti dilansir dari Bangkapos.com, Selasa (3/1/2023).
Fery menyebutkan kebijakan di Provinsi Babel melalui Program Hijau Biru Babel-Ku akan terus melakukan koordinasi ke Pemerintah Kabupaten atau Kota dan berbagai instansi.
Tujuannya gar pencemaran yang ada di darat, di sungai maupun di laut dapat tanggulangi bersama.
"Masyarakat, kami harapkan saling untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kurangi penggunaan plastik untuk keperluan belanja yang lebih baik menggunakan tas belanja yang bisa dipakai berulang-ulang," kata Fery.(jef)