WahanaNews-Babel | Kontribusi PLN Group melalui kehadiran pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Banten 2 Labuan, dan IP pada Universitas Mathla’ul Anwar dinilai mampu memberikan dampak positif kepada masyarakat.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, mengapresiasi PT PLN, yang memanfaatkan limbah sisa pembakaran batu bara (Fly Ash Bottom Ash/FABA) untuk membangun berbagai infrastruktur di Tanah Air.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Salah satunya pemanfaatan FABA untuk membangun Rumah Sakit Mathla’ul Anwar di Banten, yang dilakukan anak usaha PLN, PT Indonesia Power (IP).
Erick menilai kerja sama IP dengan Mathla’ul Anwar dalam bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan FABA sudah sangat bagus.
"Khususnya dalam pemanfaatan FABA untuk rehabilitasi rumah dampak gempa, infrastruktur, serta pemanfaatan FABA menjadi pupuk organik yang diberikan kepada masyarakat patut mendapatkan apresiasi," ujar Erick dalam peringatan HUT ke 109 Pengurus Besar Mathla’ul Anwar Pusat di Kecamatan Menes, Pandeglang, Rabu (11/9).
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Terlebih, program ini tidak keluar dari fokus TJSL BUMN pada tiga program, yakni pendidikan, lingkungan hidup, dan UMKM.
"Sudah bukan waktunya lagi BUMN menjadi menara gading di tengah tantangan disrupsi digital. BUMN harus memiliki peran yang semakin strategis dalam pembangunan nasional dan pemberdayaan masyarakat," tegas Erick.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Indonesia Power, M. Ahsin Sidqi menyebutkan limbah padat yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara pada PLTU menjadi bahan baku keperluan berbagai sektor yang dapat membangkitkan ekonomi masyarakat.
"Di banyak negara sudah menyepakati bahwa FABA bukanlah limbah B3. Tinggal bagaimana perlakuan FABA sebagai limbah non B3 dapat disepakati di Indonesia, sehingga dalam operasionalnya nanti bisa menjadi lebih fleksible, masif dan environmental wise," terangnya.
Sejak pemerintah mendelisting FABA dari daftar limbah B3 pada April 2021, PLN secara aktif mengelola FABA yang tadinya ditumpuk saja menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis.
Hingga triwulan pertama tahun ini, PLN telah menghasilkan 1,28 juta ton FABA untuk menjadi bahan baku tambahan konstruksi.
FABA yang dihasilkan PLN Grup ini berasal dari seluruh PLTU yang ada di setiap regional.
Fly Ash digunakan PLN dalam campuran pembuatan paving blok, u ditch, kanstin, genteng beton, batako hingga pot bunga.
Fly Ash ini banyak digunakan PLN untuk membangun beberapa proyek konstruksi jalanan di wilayah Unit Operasi.
Sedangkan untuk Bottom Ash, total cadangan hingga Maret 2022 ini sebesar 1,5 juta ton. Jawa Madura Bali mempunyai cadangan Bottom Ash sebanyak 991 ribu ton.
Sedangkan wilayah Sumatera dan Kalimantan memiliki cadangan sebanyak 585 ribu ton. Wilayah Sulawesi Maluku Papua dan Nusa Tenggara memiliki cadangan 26 ribu ton Bottom Ash. [dny]