WahanaNews-Babel | Nama Bupati Bangka Barat, Sukirman, dicatut orang tak dikenal (OTK) untuk menipu dengan menargetkan pengurus Musala Al-Furqon Kecamatan Simpang Teritip sebagai korbannya.
Hal ini diketahui bermula dari beredarnya informasi melalui grup media Whatsapp, terkait tangkapan layar berisi percakapan antara pelaku yang mengaku sebagai Sukirman dengan pengurus Musala Al-Furqon.
Baca Juga:
Pemberhentian Sejumlah Pj. Penghulu oleh Plt. Bupati Rohil Tuai Kritikan
"Baik bapak ini saya Sukirman dari Pemkab Bangka Barat. Ini saya ada rizky lebih yang mau saya donasikan untuk pembangunan musholla," tulis orang yang mengaku Sukirman di pesan WhatsApp-nya.
Bahkan, untuk meyakinkan korbannya, penipu tersebut pun mengirimkan bukti transfer uang Rp 12,5 Juta kepada pengurus Musala Al-Furqon melalui pesan WhatsApp tersebut.
Uniknya, uang Rp 12,5 juta yang disebutkan pelaku tersebut mengharuskan pengurus Musala Al-Furqon mengirimkan uang ke Panti Asuhan Al-Amin yang diduga fiktif.
Baca Juga:
Heboh Foto dan Video Mesra Bupati Nias Barat dengan Kadis Pariwisata, Nitizen: Semakin Menyala
"Alhamdulillah sudah ditransfer pak, semoga berkah dan bermanfaat. Ini saya titip kepada bapak, nanti tolong sampaikan ke panti asuhan al amin biar sama-sama terbantu," katanya.
Dengan adanya kejadian tersebut, orang nomor satu di Kabupaten Bangka Barat, Sukirman, saat dikonfirmasi wartawan, tegas membantah dan hal tersebut merupakan tindak penipuan.
"Siapa pun yang menerima pesan yang mengatasnamakan Sukirman, dengan meminta minta sesuatu. Mengatakan ingin berdonasi dan atau lain sebagainya, kami tegaskan dan pastikan itu bukan saya karena itu penipu," tegas Sukirman, Kamis (3/3/2022).
Sementara itu, ajudan Bupati Bangka Barat, Fajrin, pun membeberkan terkait modus yang dilakukan pelaku untuk menipu korbannya.
"Dia pura-pura mentransfer, ada bukti transfernya padahal itu fiktif. Contohnya dia mentransfer Rp 12,5 juta tapi Rp 9 juta untuk masjid, sisanya Rp 3,5 juta dia nitip untuk orang. Penerima nggak tau siapa, nanti penipu itu ngasih nomor telepon dan disuruh menghubungi orang itu," jelas Fajrin.
"Nanti balik-balik ke penipu itu lah yang dihubungi, nanti setelah orang bingung dia bakal bilang sudah lah kirim kesini aja uangnya. Kita kirim duit beneran akhirnya, karena kita mengira sudah ditransfer uangnya jadi itu dugaan modus penipu itu," ungkapnya. [dny]