WahanaNews-Babel | Tak sedikit orang pihak menafsirkan Presiden Joko Widodo marah saat menjawab sejumlah kritik yang disampaikan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas.
Di Kongres Ekonomi Umat Islam II, Jumat (10/12) lalu, Jokowi akhirnya berbicara tanpa teks untuk menjelaskan soal penguasaan lahan dan isu lainnya.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
"Kalau kata ahli gestur beliau marah. Kalo kata ahli psikologi beliau marah. Tapi kan orang Itu menganalisa tidak mengalami. Yang mengalami kan saya," kata Anwar Abbas, Selasa (14/12/2021).
Alih-alih marah seperti ditafsirkan ahli psikologi, dia justru melihat Jokowi terinspirasi dan senang sekali dengan kritik-kritik yang disampaikan dirinya. Dia acara kongres itu Presiden Jokowi seperti mendapatkan momentum untuk bicara bebas.
Semula, Anwar Abbas melanjutkan, dirinya ingin berbicara tanpa teks. Tapi karena waktu terbatas dan agar tidak melantur dia membaca sambutan dengan teks.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
Anwar juga mengaku sangat berharap Presiden merespons pidatonya tanpa teks yang disiapkan agar lebih spontan dan mengena. Ternyata harapan itu, meski tak disampaikan eksplisit, dipenuhi langsung oleh Jokowi.
Bukti kuat bahwa Jokowi tidak marah dan sangat senang dengan kritik yang disampaikan dalam Kongres, Anwar Abbas diminta berfoto bersama. Usai acara, tak seperti peserta kongres lainnya Anwar Abbas memilih tetap di kursinya.
Dia tak mau mendekat ke arah Jokowi yang berjalan meninggalkan ruangan acara. "Itu kejelekan saya selama ini. Tak mau dekat-dekat dengan pejabat," ujarnya.
Tak berapa lama berselang, staf protokoler dengan tergopoh-gopoh menghampiri Anwar Abbas. Si protokoler menyampaikan bahwa Presiden Jokowi menanti kehadiran Anwar untuk berpamitan sebelum meninggalkan gedung.
"Saya lihat beliau berdiri di dekat mobil kepresidenan, lalu menyampaikan poin-poin penting untuk ditindaklanjuti. Kemudian mengajak saya berfoto bersama. Saya diminta di tengah, diapit Presiden dan Menteri Agama. Jadi bukan Presiden yang di tengah, justru saya centernya ha-ha-ha" tutur Anwar Abbas.
Anwar juga memuji Jokowi ketika berpolitik benar-benar menyentuh masyarakat bawah dengan rajin blusukan. Karena menurutnya pemimpin yang baik itu harus dekat dengan rakyatnya.
Ia pun berkesimpulan jika Jokowi sangat humanistik dan tidak antikritik. "Kalau ada orang yang mengatakan beliau antikritik saya bingung juga. Makanya untuk meyakinkan saya bahwa pak Jokowi itu antikritik, dia berdebat dengan saya," tutup Anwar. [dny]