WahanaNews-Babel | Satu Warga Negara Malaysia turut dimintai keterangan dalam lanjutan kasus dugaan korupsi PT ASABRI di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (PN Tipikor), Rabu (2/2/2022).
Sidang dijadwalkan dimulai pukul 10.00 WIB. Namun, sidang baru dimulai pukul 14.00 karena hakim berhalangan hadir.
Baca Juga:
Terkait Korupsi KA, Kejagung Periksa Tiga Mantan Kepala BTP Sumbangut
Dalam agenda pemeriksaan saksi ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menghadirkan empat orang saksi. Mereka berasal dari perusahaan PT Maybank Aset Manajemen, namun dengan jabatan berbeda.
Keempat saksi memberi kesaksian secara berbarengan atas kesepakatan JPU dan tim Penasehat Hukum Benny.
"Pada dasarnya kami tidak keberatan bila keempat saksi memberi keterangan bersamaan," kata tim penasihat hukum, Benny menimpali permintaan JPU.
Baca Juga:
Korupsi Tata Niaga PT Timah, 3 Eks Kadis ESDM Babel Dituntut 6 Hingga 7 tahun Penjara
Keempat saksi yaitu Presiden Direktur PT Maybank Asset Management periode 2015-2019 Denny Rizal Thaher, mantan marketing PT Maybank Asset Management Ericka Frestiya Quenda, Head dealer PT Maybank Asset Management, Triwira Juniarta Tjandra.
Lalu saksi keempat Raja Edam Zulkarnain berstatus sebagai WN Malaysia. Raja berstatus sebagai Direktur PT Maybank Aset Manajemen.
Diketahui, Benny Tjokrosaputro belum dijatuhi tuntutan dalam kasus korupsi PT ASABRI.
Namun ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dalam perkara korupsi PT Jiwasraya yang merugikan keuangan negara sebesar Rp16,807 triliun.
Benny diwajibkan membayar uang pengganti Rp 6 triliun.
Benny tak sendirian dalam menjalankan aksi kejahatannya. Heru Hidayat yang bersekongkol dengan Benny diganjar vonis nihil dalam perkara korupsi PT ASABRI lantaran menurut Majelis Hakim sudah divonis seumur hidup di kasus korupsi Jiwasraya.
Padahal Majelis Hakim menjatuhkan vonis lebih berat dari tuntutan kepada pihak internal PT ASABRI yaitu Sonny Widjaja (20 tahun), Adam Rachmat Damiri (20 tahun), Hari Setianto (15 tahun) dan Bachtiar Effendi (15 tahun).
Namun, Majelis Hakim memang menjatuhkan vonis lebih rendah dari tuntutan kepada pihak swasta yaitu Lukman Purnomosidi (10 tahun) dan Jimmy Sutopo (13 tahun). [dny]