Bahkan, sepanjang 2022 defisit kas Pertamina diperkirakan mencapai mencapai USD12,98 miliar atau setara Rp191,2 triliun.
"Untuk Pertamina tadi kita lihat arus kas defisitnya estimasinya mencapai USD12,98 miliar," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Banggar DPR RI, Kamis lalu.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
Untuk PLN, defisit ini diperkirakan akan mencapai Rp 71,1 triliun.
Kerugian ini karena imbas belum naiknya tarif listrik di tengah lonjakan harga komoditas batu bara.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan harga keekonomian kedua komoditas jauh lebih tinggi dibandingkan harga yang listrik dan BBM yang ditetapkan di pasar dalam negeri. Akibatnya, terjadi selisih harga yang tinggi. [dny]