WahanaNews-Babel | Amerika Serikat (AS) langsung bereaksi menanggapi perintah Presiden Rusia Vladimir Putin kepada kepala pertahanannya untuk menempatkan pasukan nuklir dalam siaga tinggi.
AS marah dan menyebut tindakan Moskow benar-benar tak bisa diterima.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Dalam perintahnya hari Minggu, Putin menuduh Barat sudah mengambil langkah-langkah tidak bersahabat terhadap Rusia.
Perintah Putin keluar ketika invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari keempat. Hari ini (28/2/2022), invasi memasuki hari kelima. Moskow menolak narasi invasi dalam aksinya. Mereka menegaskan apa yang mereka lakukan adalah operasi militer khusus.
Moskow memiliki gudang senjata nuklir terbesar di dunia dan sejumlah besar rudal balistik yang membentuk tulang punggung pasukan pencegahan nuklir negara itu.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
"Saya memerintahkan menteri pertahanan dan kepala staf umum angkatan bersenjata Rusia untuk menempatkan pasukan pencegahan tentara Rusia ke dalam mode layanan tempur khusus," kata Putin.
"Anda lihat bahwa negara-negara Barat tidak hanya tidak bersahabat dengan negara kita di bidang ekonomi--maksud saya sanksi tidak sah," ujarnya, dalam pidato yang disiarkan televisi.
"Pejabat senior negara-negara NATO terkemuka juga mengizinkan pernyataan agresif terhadap negara kami," imbuh dia.