WahanaNews-Babel | Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo membeberkan biaya pokok produksi atau BPP listrik berbasis diesel sempat menyentuh di angka Rp 23 triliun saat rencana kerja dan anggaran perusahaan atau RKAP menetapkan harga minyak mentah Indonesia atau ICP sebesar US$63 per barel.
“Harga minyak mentah saat ini sudah di atas US$110 per barel, ada dampak pada kenaikan ongkos kami yaitu per dolar per barelnya dampaknya US$500 biaya operasional. Maka, kenaikan US$40 sampai US$45 akan berdampak pada US$20 triliun hingga US$23 triliun untuk BPP kami,” kata Darmawan saat menggelar konferensi pers, Jakarta, Jumat (1/7/2022).
Baca Juga:
Transisi Energi, PLN Siap Terapkan Dedieselisasi Pembangkit Berskala Kecil
Darmawan mengatakan perseroan belakangan tengah mencoba untuk mengalihkan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang berbasis pada BBM impor untuk menggunakan gas dan energi baru dan terbarukan (EBT) domestik.
Langkah itu, kata dia, untuk memangkas beban operasional yang lebar akibat kenaikan harga minyak mentah dunia tahun ini.
Selain konversi PLTD menjadi gas, dia mengatakan perseroan juga tengah membangun infrastruktur transmisi dan distribusi kelistrikan untuk mengurangi ketergantungan pada BBM impor.
Baca Juga:
Transisi Energi, PLN Siap Terapkan Dedieselisasi Pembangkit Berskala Kecil
“Masih ada PLTD-PLTD kami yang saat ini sedang dalam proses diubah yang tadinya menggunakan BBM sebagian besar diimpor harga yang mahal diganti dengan EBT menggunakan local wisdom apapun energi yang tersedia di lokasi tersebut,” tuturnya.
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030, perusahaan energi pelat merah itu telah menetapkan rencana pengembangan pembangkit listrik tenaga diesel konversi dalam kurun waktu 5 tahun.
Pembangkit berbasis bahan bakar minyak itu akan dipensiunkan secara bertahap.