"Kami tetap optimis target produksi 1 juta BOPD dan 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) gas pada 2030 akan tercapai karena masih banyak WK di Indonesia yang memiliki potensi cekungan migas yang signifikan dan akan menjadi penopang produksi migas nasional dalam waktu yang panjang," ujarnya.
General Manager Saka Indonesia Pangkah Limited selaku operator migas di wilayah kerja Pangkah, Andika Khoestarosa Jaya menambahkan, ada tiga produksi yang dikelolah oleh PGN SAKA yaitu crude oil, gas dan LPG yang disalurkan sesuai ketentuan.
Baca Juga:
Pertamina Kembali Temukan Cadangan Migas di Lepas Pantai Aceh
Crude oil ke Pertamina, LPG ke Patra Niaga, dan LPG ke PLN. Sedangkan untuk volume yang dilifting lebih besar dari produksi.
"Tahun 2021 produksi oil kami mencapai 1.808, 184 BOPD (barel minyak per hari). Sementara untuk liftingnya 823,921,0 BPOD. Gas 10.343 MMSFCD (standar kaki kubik per hari). Sedangkan sales-nya 7.507 MMSCFD. LPG produksinya 25.213 metrik ton per day. Liftingnya 24.613 metrik ton per day," katanya.
Andhika menegaskan, tahun 2021 produksi Saka Energi Indonesia meningkat tajam dan tahun 2022 tetap fokus ke wilayah kerja (WK) yang saat ini masih melakukan seismik pencarian sumur lagi.
Baca Juga:
Mendagri Tegur Bupati Meranti: Apapun Masalahnya, Jaga Etika!
"Dua sumur di WK kami masih mendominasi. Keduanya yakni Sumur Sidayu memberi kontribusi 35 persen, sementara West Pangkah 65 persen untuk produksinya," ujarnya.
Diketahui, terdapat 16 titik pengawasan lifting yang dikunjungi manajemen beserta pejabat SKK Migas di penghujung tahun 2021.
Khusus titik lifting yang dikunjungi manajemen SKK Migas adalah Terminal Senipah KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) Pertamina Hulu Mahakam, Banyu Urip KKKS ExxonMobil Cepu Ltd, Tuban KKKS Pertamina EP, Prabumulih, KKKS Pertamina EP, Siam Maspion KKKS Saka Indonesia Pangkah Ltd, dan Balongan KKKS Pertamina EP. [dny]