WahanaNews-Babel | Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan pihaknya sudah berusaha menahan kenaikan harga BBM jenis Pertamax saat harga minyak dunia sedang naik hingga dua kali lipat.
Namun, karena kondisi ekonomi global dan inflasi yang terus terjadi, Jokowi mengatakan pihaknya tidak bisa menahan laju kenaikan minyak tersebut.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
"Saya kira sudah kita tahan-tahan agar tidak terjadi kenaikan, tetapi saya kira situasinya memang tidak memungkinkan. Ga mungkin kita tidak menaikan yang namanya BBM, ga mungkin. Oleh sebab itu, naik Pertamax," ujar Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden pada Rabu, 6 April 2022.
Jokowi menerangkan, inflasi saat ini sudah terjadi di sejumlah negara besar. Di Amerika misalnya, inflasi sudah mencapai angka 7,9 persen dari yang biasanya di bawah 1 persen.
Sementara itu di Uni Eropa angka inflasi mencapai 7,5 persen yang biasanya di bawah 1 persen. Lalu Turki yang sudah di angka 54 persen.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
Jokowi mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia sangat tergantung pada tingkat inflasi global. Sehingga, saat terjadi inflasi besar-besaran di negara lain, Indonesia menjadi salah satu terdampaknya.
"Situasi saat ini, situasi tidak mudah, tidak gampang, sisi fiskal, moneter kita sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang sedang bergejolak, utamanya yang berkaitan dengan inflasi hampir di semua negara,", ujar Jokowi.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) telah lebih dulu menaikkan harga BBM non-subsidi RON 92 atau Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter dari semula Rp 9.000 per liter mulai 1 April 2022.