Dalam rilis itu disebutkan, sungai Indonesia banjir mikroplastik dampak dari tidak becusnya tata kelola sampah.
Adapun sumber kontaminasi mikroplastik yaitu plastik berukuran kurang dari 5 mn di sungai Indonesia didominasi oleh Fibre, filamen, fragment, pellet, dan foam.
Baca Juga:
Lebaran Idulfitri 1446 H, PLN Jawa Barat Sukses Jaga Pasokan Listrik Andal
Respons DLH Babel
Mengenai hal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bangka Belitung, Fery Afriyanto mengaku sedang melakukan pendataan untuk mengetahui penyebab dan titik dari kontaminasi mikroplastik tersebut.
Menurut dia, dari rilis Ecological Observation and Wetland Conservation tersebut dapat diketahui bahwa titik pengujiannya ada di dua lokasi di Bangka Barat yakni Kampung Sukal Desa Belo Laut dan Kolong Air Telabik.
Baca Juga:
Siaga Penuh, PLN Jabar Sukses Jaga Keandalan Listrik di Momen Lebaran Idulfitri 1446 H
Pengujian dilakukan pada 29-30 Juli 2022.
Dari pengujian itu, kadar mikroplastik 80 partikel di Sikal Desa Belo Laut dan 42 partikel di Air Telabik, dengan jenis mikroplastik yang paling banyak adalah fiber (benang), fragmen (cuilan plastik) dan film (lembaran plastik).
"Data sampling yang baru didapatkan sementara di daerah (Bangka Barat-red) tersebut. Ya (pendataan-red) kami koordinasi dengan BPDAS Baturusa Cerucuk dan kawan-kawan DLH Kabupaten atau kota untuk menginventarisir tempat-tempat yang menjadi sumber atau akumulasi sampah plastik," ujar Fery, seperti dilansir dari Bangkapos.com, Selasa (3/1/2023).