Sementara itu Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, menuturkan kerjasama ini akan dimulai di Sumatera Selatan dan Jawa Barat.
Dia menjelaskan bahwa Pertamina sebenarnya telah melakukan pengembangan green hydrogen di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulubelu.
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
"Kita juga butuh Plaju dan Dumai. Plaju sudah blue hydrogen. Plaju dan Cilacap sudah disuplai blue hydrogen. Dumai untuk biofuel maka ini sudah ada blue hydrogennya," ungkap Nicke.
Selain itu, ada juga permintaan untuk PHC, amonia dimana Pertamina bisa menghasilkan green amonia. "Jabar juga bisa kita lakukan. Supply EBT nya melimpah.
Bisa dibuat kluster sendiri. PLTA besar besar, PLTP banyak. Kalau bisa bikin green belt itu menarik. Kita semangat untuk itu," kata Nicke.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Bakir Pasaman, Direktur Utama Pupuk Indonesia, menjelaskan saat ini perusahaan memiliki rencana dekarbonisasi masing-masing padahal untuk mencapai target itu bisa dilakukan dengan kerja sama.
"Kita rasanya masing masing perusahaan berusaha untuk dekarbonisasi sendiri sendiri. Tetapi melalui payung ini kita bisa terintegrasi," ujar Bakir.
Dalam waktu dekat, Pupuk Indonesia kata Bakir sudah memiliki target untuk bisa lebih meningkatkan penggunaan energi ramah lingkungan.