Berbagai publikasi ilmiah menunjukkan bawa toksisitas BPA pada kelompok dewasa dan usia produktif mempengaruhi fertilitas, keguguran, dan komplikasi persalinan, obesitas, dan penyakit metabolik.
Sementara itu, lanjut Ima, toksisitas BPA pada kelompok usia anak-anak menyebabkan depresif, ansietas, perilaku hiperaktif, perilaku emosional dan kekerasan yang berpengaruh terhadap dopamine, serotonin, acetylcholine, thyroid.
Baca Juga:
Ada Senyawa Lain, Peneliti: Pelabelan BPA Free Lebih Membahayakan Konsumen
Dia pun menyebut beberapa negara telah melarang penggunaan BPA seperti Amerika Serikat, Denmark, Swedia, Austria, Belgia, Prancis, Uni Eropa dan Kanada, serta Asia yaitu Singapura, Malaysia, Filipina, dan China.
“Umumnya larangan itu itu untuk penggunaan BPA pada botol susu bayi, peralatan bayi dan kemasan kontak pangan untuk anak usia 0-3 tahun”, kata Ima.
Pakar Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Indonesia Tjahjanto Budisatrio menuturkan, BPOM pastinya telah memperhitungkan untuk segala kemungkinan yang terjadi atas pelabelan. Sadar atau tidak sadar, selama ini membeli galon sudah melakukan investasi di awal.
Baca Juga:
Pakar: Label BPA Penting untuk Jamin Kesehatan Konsumen
Karena ada perusahaan yang mengunci (lock in) dengan cara masyarakat harus membeli galon dan membeli air dengan merek sesuai galon tersebut.
“Galon itu kan tidak harus dihancurkan, hanya dilabelkan,” kata dia.
Galon, kata dia, bisa direduce dan reuse untuk mengurangi BPA.