Mirzam mengatakan, meletusnya gunung api dapat diakibatkan tiga faktor, pertama karena volume dapur magma sudah penuh, kedua karena ada longsoran di dapur magma yang disebabkan pengkristalan magma, dan yang ketiga di atas dapur magma.
“Faktor yang ketiga ini sepertinya yang terjadi di Semeru,” ujar Mirzam, seperti dikutip dari itb.ac.id pada Selasa (7/12/2021).
Baca Juga:
Pemkab Sleman Perbaiki 13 Jembatan untuk Keamanan dan Kenyamanan Masyarakat
Hal tersebut dikatakan Mirzam karena ketika curah hujan cukup tinggi, abu vulkanik yang menahan di puncak berasal dari akumulasi letusan sebelumnya terkikis oleh air, sehingga gunung api kehilangan beban.
Sehingga, meskipun isi dapur magmanya sedikit yang bisa dilihat dari aktivitas kegempaan atau hanya bisa dideteksi dengan alat, Gunung Semeru tetap bisa meletus. [dny]