Hal mana manajemen rantai pasok beras dikaitkan dengan integrasi Artificial Intelligence (AI) dan teknologi blockchain untuk efisiensi, produktivitas, dan profitabilitas.
Siswa Indonesia ini percaya bahwa teknologi blockchain dapat membantu sistem pertanian dengan tiga cara utama berikut:
Baca Juga:
PKKMB Faperta UNJA 2025 Resmi Ditutup, Bupati Muaro Jambi Ajak Mahasiswa Baru Jadi Generasi Tangguh
1. Meningkatkan Efisiensi dan Pelacakan Rantai Pasokan
Teknologi blockchain memungkinkan pelacakan dan penelusuran informasi dalam rantai pasok makanan, sehingga meningkatkan keandalan dan ketersediaan pangan.
Baca Juga:
Tekan Kemiskinan, Kementan Ungkap Peluang Nias Barat Cetak Sawah untuk Swasembada Pangan
Hal ini memungkinkan cara aman untuk menyimpan dan mengolah data, yang memfasilitasi pengembangan dan penggunaan inovasi berbasis data untuk pertanian pintar dan asuransi pertanian berbasis indeks pintar.
Manajemen inventaris pertanian yang lebih transparan juga terbantu dengan teknologi blockchain.
Penggunaan teknologi blockchain pada pertanian juga dapat meningkatkan produktivitas. Akibat sistem human-to-human yang sering lambat dan tidak efisien, produktivitas biasanya menjadi tidak maksimal.