Big data memberikan para petani informasi yang dapat meningkatkan produktivitas produksi mereka.
Misalnya, data tentang pola curah hujan, siklus air, dan kebutuhan pupuk sehingga dapat memungkinkan petani membuat keputusan yang lebih cerdas, seperti tanaman apa yang akan ditanam untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik dan kapan waktu panen.
Baca Juga:
PKKMB Faperta UNJA 2025 Resmi Ditutup, Bupati Muaro Jambi Ajak Mahasiswa Baru Jadi Generasi Tangguh
Hal ini pada akhirnya meningkatkan volume hasil pertanian dan keuntungan finansial mereka.
Dengan sifat kontrak pintar dalam blockchain, teknologi dibuat untuk memberikan keandalan dan keamanan database.
Selain itu, karena teknologi blockchain terdesentralisasi dan terbuka, ini berarti data lebih dapat diakses oleh semua orang di dalam sistem.
Baca Juga:
Tekan Kemiskinan, Kementan Ungkap Peluang Nias Barat Cetak Sawah untuk Swasembada Pangan
Indonesia beruntung memiliki tanah subur yang luas dan berlimpah, yang menjadikannya salah satu negara pertanian terkemuka di dunia.
Sebagai produsen utama minyak sawit, karet alam, kakao, kopi, teh, singkong, beras & rempah-rempah tropis, kemajuan teknologi blockchain sejalan dengan visi untuk memaksimalkan sumber daya dan pemberdayaan masyarakat.
Collin percaya bahwa kaum muda harus merangkul munculnya teknologi blockchain untuk menciptakan sistem yang bermanfaat bagi masyarakat.