Pertunjukan teatrikal yang melatarbelakangi penetapan Hari Penegakan Kedaulatan Negara ini akan dilaksanakan secara bergantian di tiga panggung berbeda, yaitu panggung yang ada di Yogyakarta, Bangka Belitung dan Sumatera Barat yang akan menampilkan adegan peran penting daerah masing-masing dalam perjalanan pengakuan kedaulatan Negara Republik Indonesia.
Pertunjukan teatrikal diawali dari panggung yang ada di Yogyakarta dengan penggambaran peristiwa Agresi Militer Belanda II, penangkapan pemimpin Republik, dan pemberangkatan mereka ke pengasingan, dilanjutkan penampilan teatrikal di panggung Sumatera Barat yang menggambarkan adegan pembentukan Pemerintah Darurat RI dan perjuangannya.
Baca Juga:
Soal Korupsi Timah Kejagung Periksa Inspektur Tambang Dinas ESDM Babel
Di tengah pementasan itu akan diselingi paparan narasumber dari Sumatera Barat mengenai PDRI dan perjuangannya, dilanjutkan paparan narasumber di Babel mengenai pengasingan para pemimpin.
Setelah paparan selesai, pentas teatrikal dilanjutkan dari panggung di Babel yang menceritakan adegan pengasingan para pemimpin di tanah Bangka sampai dengan kisah 1 Maret 1949.
Pertunjukan disambung lagi dengan pementasan teatrikal dari Yogyakarta mengenai Serangan Umum 1 Maret 1949, disambung pentas di Babel dengan adegan yang menceritakan para pemimpin di Bangka setelah 1 Maret sampai kembalinya ke Yogyakarta.
Baca Juga:
Kasus Korupsi PT Timah, Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel Jadi Tersangka
Adegan akan berakhir di panggung Yogyakarta yang menampilkan adegan kembalinya para pemimpin Republik dari pengasingan di Bangka kembali ke Yogyakarta.
"Setelah pementasan itu, acara di MTI Pangkalpinang akan dilanjutkan dengan sarasehan sejarah pengasingan dengan menghadirkan pembicara yakni Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Kepemudaan Olahraga Provinsi Babel dan Ketua MSI Cabang Kepulauan Bangka Belitung Dato' Akhmad Elvian DPMP," katanya.
Rangkaian kegiatan ini ditutup dengan peluncuran buku berjudul Yogyakarta-Bangka Menegakkan Kedaulatan Negara 1948-1949 karya dua sejarawan Babel Akhmad Elvian dan Ali Usman.